SBY: Presiden Prabowo Baru Jabat 5 Bulan, Kasih Kesempatan Jalankan Tugasnya

Jakarta – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta masyarakat memberikan kesempatan untuk Presiden Prabowo Subianto menjalankan tugasnya dengan baik. SBY juga meminta siapa pun tidak menghakimi Prabowo.
Pernyataan ini disampaikan SBY ketika menjawab pertanyaan dari salah satu mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di Jepang. Pertanyaan ini disampaikan langsung dalam sesi tanya jawab pada acara diskusi bedah buku ‘Standing Firm for Indonesia’s Democracy: An Oral History of President Susilo Bambang Yudhoyono’ di KBRI Tokyo, Jumat (7/3/2025).

Mahasiswa itu bertanya mengenai kegelisahan mahasiswa Indonesia di Jepang akan demonstrasi di mana-mana di Indonesia, dia mencontohkan demo yang baru terjadi yaitu demo ‘Indonesia Gelap’ yang juga disorot media asing sehingga, menurutnya, memunculkan anggapan bahwa demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran. Mahasiswa itu juga meminta SBY bertanya kepada Presiden Prabowo mengenai langkah yang akan dilanjutkan pemerintah.

“Pertama, Presiden Prabowo ini baru memimpin sekitar 5 bulan, You cannot judge it dengan apa yang terjadi 5 bulan sekarang ini. Kasih kesempatan Presiden kita untuk menjalankan tugasnya, meskipun setiap saat rakyat bisa berbicara, bisa menyampaikan pandangannya, itu malah bagus,” jawab SBY.

“Sesakit apapun suara mereka asalkan realistic, jernih, kalau mahasiswa itu pasti jernih penuh idealisme harus didengar. Kalau misalkan ada salah informasi dari publik tentang government policy, dijelaskan, bukan begitu yang dimaksudkan oleh Pemerintah. Bisa dijelaskan dengan baik, this is this kind of dialogue needed. Dialog itu ruh dari demokrasi, sebab kalau tidak, nanti pemerintah memikirkan apa, pemimpin memikirkan apa, sedangkan rakyatnya memikirkan berbeda,” kata SBY.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu mengungkapkan sudah bicara dengan Presiden Prabowo beberapa waktu yang lalu. Isi pembicaraannya adalah SBY meminta pemerintah meningkatkan komunikasi dengan rakyat, hal ini bertujuan agar tidak ada miss komunikasi antara pemerintah dan rakyatnya.

“Saya sudah sampaikan kepada Presiden Prabowo beberapa saat yang lalu, pentingnya meningkatkan komunikasi yang genuine antara Istana katakanlah office atau Presiden, kepada mereka yang menyampaikan kritiknya, tuntutannya. Makin efektif komunikasinya akan makin baik. Dan Pak Prabowo mengatakan ‘kami sedang meningkatkan kualitas komunikasi’,” ungkap SBY.

Dia berharap suara kritikan masyarakat itu bisa diolah dan direspons baik oleh pemerintah. Dia juga meminta pemerintah betul-betul menjelaskan mengenai kebijakan yang dibuat.

“Harapan saya, apa yang disampaikan oleh pengkritik kemarin, sampai diolah dan direspons baik. Kalau kemudian ada salah pengertian, jelaskan yang dikehendaki Pemerintah itu seperti apa, policy seperti itu mengapa dikeluarkan. Kalau ada pandangan yang bagus dan cocok, tentu diterima, as simple as that, inilah komunikasi yang tidak boleh buntu antara rakyat dengan negara, antara yang memilih seseorang pemimpin dengan elected leader, siapapun dia, presiden, gubernur, bupati dan wali kota,” jelasnya.

Menurutnya, pemerintah yang putus hubungan dengan rakyatnya itu justru berbahaya. Dia berharap itu tidak terjadi di Indonesia.

“Saya punya harapan, dan kemarin pembicaraan saya dengan Pak Prabowo juga bagus, beliau ingin betul apa yang dilakukan cocok dengan harapan rakyat. Ini modal. Modal, sambil ke depan banyak partai politik, banyak civil society, lembaga negara lain dengan metodologi check and balances bisa menyampaikan ke pemerintah. Parlemen yang hebat, ini banyak anggota parlemen, say something to the government sebagai bentuk pengawalan agar policy-nya tepat. Jadi hidupkan saja mekanisme demokrasi,” ucap SBY.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *